Jakarta – Google akhirnya kini mulai berikan pukulan balik kepada Microsoft dengan mengumumkan bahwa pihaknya akan meluncurkan chatbot bernama Bard “dalam beberapa minggu mendatang”.
Dimana peluncuran ini rupanya menjadi salah satu tanggapan terhadap ChatGPT, chatbot kecerdasan buatan yang sebelumnya sangat populer dan dikembangkan oleh startup OpenAI dengan pendanaan dari Microsoft.
|Baca Juga: Manjakan Para Pecinta Mobil Klasik, RMC dan Dynaworks Lakukan Kolaborasi
Selain itu Sundar Pichai, CEO Google, telah menulis dalam posting blog bahwa Bard saat ini sudah tersedia untuk “penguji tepercaya” dan telah dirancang untuk menempatkan “keluasan pengetahuan dunia” di balik antarmuka percakapan.
Disamping itu Bard juga diyakini menggunakan versi yang lebih kecil dari model AI yang kuat yang disebut LaMDA, yang pertama kali diumumkan oleh Google sebelumnya pada Mei 2021 dan didasarkan pada teknologi yang mirip dengan ChatGPT.
Disisi lain Google juga telah mengatakan, bahwa ini akan memungkinkannya untuk kembali menawarkan chatbot kepada lebih banyak lagi pengguna dan mengumpulkan umpan balik untuk membantu mengatasi tantangan seputar kualitas dan keakuratan respons chatbot.
Google dan OpenAI sama-sama membangun bot mereka pada perangkat lunak penghasil teks yang, meskipun fasih, rentan terhadap pemalsuan dan dapat mereplikasi gaya bicara yang tidak menyenangkan yang diambil secara online.
Dimana kini kebutuhan mengurangi kelemahan tersebut dan fakta bahwa perangkat lunak jenis ini, diketahui tidak dapat dengan mudah diperbarui dengan informasi baru.
Dimana hal ini hanya akan menimbulkan tantangan bagi harapan untuk membangun produk baru yang kuat dan menguntungkan di atas teknologi, termasuk dengan saran bahwa chatbots nantinya akan dapat menemukan kembali pencarian web.
Khususnya, Pichai tidak mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan Bard ke dalam kotak telusur yang mendukung keuntungan Google.
Sebaliknya, bagi penggunaan teknologi AI yang mendasarinya untuk meningkatkan pencarian konvensional, sebagaimana melansir laman Wired, pada Selasa (7/2/2023) kemarin.
Disisi lain mengenai sejumlah pertanyaan yang tidak ada satu pun jawaban yang disepakati, Google akan menyatukan jawaban yang mencerminkan pendapat yang berbeda.
Misalnya, pertanyaan “Apakah lebih mudah belajar piano atau gitar?” akan bertemu dengan “Beberapa orang yang mengatakan piano lebih mudah dipelajari, karena gerakan jari dan tangan lebih alami .Yang lain mengatakan bahwa belajar akord pada gitar lebih mudah.”
Disamping itu Pichai juga telah mengatakan bahwa Google kedepannya akan berencana untuk membuat teknologi yang mendasarinya tersedia untuk pengembang melalui API, seperti yang dilakukan OpenAI dengan ChatGPT, tetapi tidak menawarkan garis waktu.
Kegembiraan luar biasa yang terinspirasi oleh ChatGPT telah menimbulkan spekulasi bahwa Google menghadapi tantangan serius terhadap dominasi pencarian webnya untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.
Microsoft, yang baru-baru ini menginvestasikan sekitar 10 miliar Dolar AS di OpenAI.
CEO OpenAI Sam Altman men-tweet foto dirinya dengan CEO Microsoft Satya Nadella tak lama setelah pengumuman Google.
Mengejutkan, diam-diam malah diluncurkan oleh OpenAI November lalu, ChatGPT yang saat ini diketahui telah berkembang menjadi sensasi internet.
Tidak dapat dipungkiri kemampuannya untuk menjawab pertanyaan kompleks dengan koherensi dan kejelasan yang jelas membuat banyak pengguna memimpikan revolusi dalam pendidikan, bisnis, dan kehidupan sehari-hari.
Tetapi beberapa pakar AI menyarankan untuk terus berhati-hati, dan selalu mencatat bahwa alat tersebut tidak akan memahami informasi yang disajikannya dan secara inheren cenderung mengada-ada.
Pingback: Online Saja! Inilah 3 Cara Mudah Cek Pajak Kendaraan Bermotor - Media Depok